BAB I
PENDAHULUAN
Laporan keuangan sebuah
perusahaan, baik neraca, rugi-laba, maupun laporan arus kas, menyajikan
banyak data untuk investor. Ibarat bahan baku masakan, jika investor
pintar mengolahnya, ia akan bisa meneropong prospek masing-masing
perusahaan dengan lebih jelas. Cara yang termudah, investor bisa
menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut.
Belum
cukup jika investor hanya sekedar melihat angka-angka yang tercantum di
dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. Selanjutnya, kita harus
melakukan analisis atas laporan-laporan keuangan tersebut. Salah satu
teknik dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan melakukan
analisis atas rasio-rasio keuangan perusahaan. Secara garis besar,
rasio-rasio keuangan itu bisa dikelompokkan ke dalam lima macam rasio.
Yang pertama adalah rasio likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
Selanjutnya,
ada pula rasio utang atau rasio leverage. Dengan rasio ini, investor
bias mengukur seberapa banyak sebuah perusahaan membiayai perusahaan
dengan utang atau dana dari pihak luar. Lalu, ada rasio aktivitas, yaitu
rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya
yang dimilikinya. Dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan
Rasio
yang tak kalah pentingnya adalah rasio profitabilitas. Rasio ini
mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba baik dari
penjualan, aset, maupun laba dari modalnya.
Yang terakhir adalah
rasio saham. Rasio ini banyak manfaatnya. Selain bisa mengukur
mahal-murahnya atau valuasi suatu saham, investor juga bisa mengukur
potensi keuntungan dividen yang bisa dipetiknya. Jadi, rasio ini sangat
berguna saat investor mencari saham yang memiliki potensi keuntungan
terbesar.
ANALISA RASIO
Rasio
finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan
(neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat
digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan
atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa
datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi
akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk
menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang
lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan
menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar
penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,
analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di
masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain
dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat
memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat
rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis
persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan
dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis
kualitatif atas bisnis, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian
industri.
Jenis-jenis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas.
Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Current Ratio,
Rasio Cepat (quick atau Test Ratio), Perputaran Piutang, dan Perputaran
Persediaan. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang
atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus
dibayar dengan harta lancarnya
Rasio Leverage.
Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan.
Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal
sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned.
Rasio Efesiensi/Perputaran.
Rasio
perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan memberikan aliran kas
masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran
Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover.
Rasio Profitabilitas.
Rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit
Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA
(Return to Total Asset), ROE (Return On Equity).
Rasio Nilai Pasar.
Rasio
yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio
ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng
Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)
Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan
Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan
yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan
berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata
industri.
Pendekatan Runtut Waktu (Time Series
Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio
finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan
membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan
rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan
mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat
pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat
perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa
depannya.
Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :
Rasio – rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio – ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid
test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to
total asset ratio dan lain sebagainya.
Rasio – rasio Laporan
Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun dari data
yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin,
operating margin, operating ratio dan sebagainya.
Rasio –rasio
antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio – ratio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal
dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory turnover,
receivable turnover, dan lain sebagainya. Rasio keuangan setidaknya
dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :
Bagaimana Likuiditas Perusahaan
Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
Bagaimana perusahaan didanai
Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat di manipulasi.
Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah
suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang
sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio.
Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa
perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan
perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti
bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1) Adanya perbandingan
dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir
sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada
tahun – tahun sebelumnya.
Pencapaian target sesuai dengan rata
rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik.
Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari
rata - rata industri.
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu :
Rasio Likuiditas,
Rasio Aktivitas
Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio Rentabilitas.
1. RASIO LIKUIDITAS
Merupakan
Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajian financial jangka pendek yang berupa utang–utang jangka pendek
(short time debt). Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :
Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = (Aktivas Lancar)/(Hutang Lancar)
Hasilnya dinyatakan dalam “kali”.
Contoh :
PT
“ MMM” tahun 2007 yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset lancar
(aktiva lancar) Rp 100 miliar dan utang lancar (utang lancar) Rp 50
miliar. Artinya, current ratio PT “MMM” adalah 2 kali (100 dibagi 50).
Ini
berarti bahwa kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar, untuk tahun 2007 adalah setiap Rp. 1 hutang
lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 2.
Jika pada saat yang sama,
current ratio perusahaan-perusahaan lain di bidang barang konsumsi
hanya 1,5 kali, berarti PT “MMM” tergolong memiliki kemampuan yang
tinggi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Semakin
tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Tapi, jangan
salah, current ratio ini tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang
likuiditas suatu perusahaan. Ada hal-hal lain yang harus diperhatikan,
misalnya seberapa likuid piutang-piutang (account receivables)
perusahaan dan persediaannya (inventory).
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan
rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid .
Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = (Aktiva lancar-Persediaan)/(Hutang Lancar)
Dengan
rasio ini kita bisa mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih yang
tersedia untuk modal kerja perusahaan. Current ratio memiliki kelemahan,
karena aktiva lancer yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut
masih mencakup persediaan. Padahal, tak semua persediaan, misalnya bahan
baku dan bahan baku yang masih dalam proses produksi, bisa seketika
diuangkan.
Karena itu, banyak analis yang lebih suka mengurangkan
persediaan itu dari aktiva lancar sebelum membaginya dengan kewajiban
atau utang lancar (aktiva lancar-persediaan/utang lancar).
Hasil rumus ini disebut dengan quick ratio atau acid-test ratio. Rasio
ini memberikan gambaran lebih pasti tentang kemampuan perusahaan
membayar utang-utang jangka pendeknya.
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di
Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = (Cash+Efek)/(Hutang Lancar)
RASIO AKTIVITAS
Rasio
aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya,
kita mengukur efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya.
Singkatnya, dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan.
Rasio perputaran aset atau aktiva (Fixed asset turnover Ratio).
Digunankan
untuk mengevaluasi aktiva tetap perusahaan, maksudnya untuk mengukur
seberapa efektifkah perusahaan mempergunakan pabrik dan peralatannya.
Cara menghitungnya adalah :
Rasio perputaran Aktiva = Penjualan/(Aktiva tetap bersih)
Rasio
ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan
perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Sebagai contoh jika sebuah
perusahan PT “MMM” memiliki total penjualan Rp 50 miliar dan total aset
Rp 100 miliar, artinya rasio perputaran asetnya sebesar 0,5 kali.
Perusahaan yang memiliki margin keuntungan rendah biasanya memiliki
rasio asset turnover tinggi, sementara yang margin keuntungannya tinggi
memiliki asset turnover rendah. Dalam beberapa industri, misalnya
industri ritel, rasio perputaran aset biasanya tinggi karena dalam model
perusahaan jenis ini ada persaingan harga yang sengit.
Dengan kata lain, untuk bisa memperoleh penjualan yang tinggi sebuah perusahaan harus bekerja keras memutar asetnya.
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover Ratio).
Rasio
ini digunakan untuk mengevaluasi persediaan perusahaan, maksudnya
melihat perputaran persediaan yang ada di perusahaan, misalkan dengan
perputaran yang rendah, kita akan bertanya apakah perusahaan sebenarnya
menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai atau tidak sesuai
lagi.
Cara menghitungnya adalah
Rasio Perputaran persediaan = Penjualan/Persediaan
Contoh :
Perusahaan
PT “MMM” tahun 2007 memiliki penjualan 35 juta dan persediaan sebesar
Rp 18 juta, Maka Rasio perputaran PT “MMM” adalah 1,94 kali.
Semakin
tinggi inventory turnover dibandingkan dengan rata-rata inventory
turnover perusahaan sejenis, maka semakin efisien perusahaan tersebut.
Tapi, jika inventory turnover-nya rendah, ini pertanda buruk. Sebab,
sebagian persediaannya hanya ngendon/ditumpuk di gudang.
c. Rasio Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih ( Days Sales Outstanding Ratio → DSO)
Rasio
ini digunakan untuk menilai piutang perusahaan. Dihitung dengan membagi
piutang dengan penjualan masih dicatat dalam piutang. Jadi DSO ratio
mencerminkan rata-rata rentang waktu perusahaan menunggu untuk menerima
KAS setelah melakukan penjualan.
DSO = (Piutang )/( Rata-rata penjualan per hari ) = (piutang )/((Penjualan tahuan /365))
d. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio)
Rasio
ini digunakan untuk mengevaluasi total aktiva perusahaan. Jika Rasio
perputaran Total Aktiva perusahaan berada di bawah rata-rata perusahaan
sejenis, menandakan perusahaan tidak menghasilkan cukup banyak volume
bisnis, perusahaan sebaiknya melakukan langkah-langkah untuk
meningkatkan penjualan.
Rasio perputaran total aktiva = Penjualan/(Total Aktiva)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nendi Nefendi
NPM : 110040248
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan
dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis makalah dengan judul “Analisa
Rasio” adalah benar-benar merupakan karya tulis yang orsinil dan bukan
plagiat yakni tidak merupakan hasil karya tulis penjiplakan pada Karya
Tulis milik orang lain.
Apabila dikemudian hari ditemukan atau
terdapat bukti yang akurat secara ilmiah terjadi plagiat, maka kami
bersedia untuk bertanggung jawab sesuai dengan proses hukum yang
berlaku, siap diberikan nilai tidak lulus.
Cirebon, Maret 2013
Nendi Nefendi
DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN KEUANGAN II
“analisa rasio”
Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II
Program Studi S1 Akuntansi
Di Susun Oleh :
Nendi Nefendi (110040248)
Septia Andini ()
Akuntansi H Tingkat 3 (tiga), Semester VI (enam)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2013
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, tidak lupa pula
sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat serta kita selaku umatnya.
Atas karunia dan izin-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis makalah ini dengan judul analisa Rasio.
Karya
tulis ini bertujuan untuk memberikan sedikit manfaat dalam pembelajaran
Sistem Pengendalian Manajemen, serta diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan tugas mata kulia Sistem Manajemen Keuangan
II , tingkat 3 (tiga), semester VI (enam), Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi.
Dari hasil yang telah mengikuti proses belajar di KAMPUS
UNSWAGATI CIREBON, dan dengan bersumber dari hal-hal tersebut, akhirnya
menjadi dasar dan bahan bagi penyusunan karya tulis makalah ini.
Dalam
penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan
semua pihak, baik dukunga moril maupun materil, bimbingan dan
sistematika penyusunan maupun dalam penulisan, oleh sebab itu kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang
telah turut membantu, diantaranya kepada :
Dekan, Wakil Dekan beserta staff-staff di kampus UNSWAGATI CIREBON, FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
Bpk. Irwan Sutirwan selaku dosen UNSWAGATI CIREBON yang mengajar mata kuliah Manajemen Keuangan II.
Semua rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan nasehat, doa, maupun dalam bantuan moril maupun materil.
Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Kami
menyadari bahwa karya tulis makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk
perbaikan dan penyusunan penulisan selanjutnya.
Akhir kata kami
berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kelompok kami sendiri, bagi pembaca serta bagi masyarakat umum. Kami
mendoakan semoga amal baik yang telah di berikan mendapat pahala dari
Allah SWT.
Cirebon, Maret 2013
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar